Kisah Inspirasi dari guru ngaji

Kisah ini merupakan kisah nyata dari seorang guru ngaji, saat saya bertemu dan berbincang langsung dengan beliau ,kisah dimulai saat saya diajak oleh teman saya untuk silaturahmi ke rumah teman kuliahnya yang tinggal di daerah Tanah Abang. Setelah sampai di rumahnya dan berkenalan dengan beliau, kami ngobrol  panjang lebar sampai menjelang   waktu ashar. Ada satu cerita sangat menarik dari kisah perjalanan hidupnya yang insyaallah bisa menjadi inspirasi untuk kita semua. Yang saya tulis disini nantinya  mungkin ada sedikit modifikasi dan perubahan karena kekhilafan dan kealfaan saya yang tidak mungkin bisa mengingat setiap kata yang beliau ucapkan.

Beliau bernama Kholis, merupakan guru ngaji di daerah Tanah abang (tepatnya kurang tahu). Sebagai tempat untuk mengajar murid-murid, Kholis mengontrak sebuah rumah untuk dijadikan sarana mengajar. Pada suat saat sang pemilik rumah mendatangi Kholis dan mengatakan bahwa rumah yang ditempati sekarang mau dijual karena si punya rumah sedang memerlukan uang. Ada dua pilihan yang diberikan pada Kholis saat itu, Kholis membeli rumah tersebut dengan harga Rp. 150.000.000-(seratus lima puluh juta rupiah)  atau keluar dari rumah tersebut.

Kondisi saat itu sungguh sangat menjadi dilema buat Kholis, karena kedua pilihan tersebut sangat berat baginya. Apabila dia tetap tinggal di rumah itu berarti dia harus membeli rumah itu seharga yang menurut dia sangat besar, jangankan uang dengan jumlah ratusan juta, puluhan juta saja Kholis tidak pernah punya.  Namun apabila dia keluar dari rumah tersebut, maka yang jadi korban adalah para murid Kholis. Para murid pastinya akan terbengkalai dalam menuntut ilmu agama. Kedua pilihan tersebut sungguh sulit untuk memilih salah satunya.

Belum hilang rasa bingung Kholis, beberapa hari kemudian (kalau tidak salah 2 hari kemudian) yang punya rumah datang lagi dan menanyakan pada Kholis, mau membeli rumah tersebut atau keluar dari rumah tersebut. Dan harga bukan lagi seratus lima puluh juta, tapi naik  menjadi Rp. 170.000.000,-(seratus tujuh puluh juta rupiah). Dan berselang beberapa hari berikutnya sekitar seminggu setelah pemberitahuan yang pertama, si punya rumah menaikkan harga rumah lagi menjadi Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

Rasa bimbang dan bingungpun makin besar dalam dada Kholis, akhirnya dengan niat ikhlas demi amanah Allah untuk menjaga para murid Kholis agar tetap bisa menimba ilmu, Kholis putuskan untuk membeli rumah tersebut. Dengan niat karena Allah dan berserah diri kepada Nya, Kholis bertekad akan berusaha untuk mendapatkan uang sebesar harga rumah tersebut. Dan secara rutin Kholis sholat tahajud meminta kepada Allah agar diberikan kemudahan dalam menghadapi ujian ini.

Sebagai langkah pertama Kholis menggadaikan tanahnya yang berada di Jakarta Utara. Dari gadai tanah tersebut Kholis mendapatkan uang sebesar Rp.50.000.000,-(lima puluh juta rupiah). Berarti Kholis masih harus berusaha untuk mendapatkan uang kekurangannya.  Keesokan harinya Kholis membuat daftar orang-orang yang menurut dia mungkin bisa memberikan pinjaman uang.  Ini merupakan hal yang baru dalam kehidupan Kholis, karena Kholis tidak terbiasa minta pinjaman kepada orang lain. Namun demi membeli rumah tersebut agar murid-muridnya bisa tetap menimba ilmu di rumah itu maka Kholis kuatkan mental dan membuang rasa malu itu.

Kholispun mendatangi rumah orang-orang  di daftar  yang dia tulis. Setelah bebera orang yang Kholis datangi belu juga ada yang  bisa memberikan pinjaman karena tidak punya uang sebesar itu. Ada juga yang mengira kalau Kholis ingin meminjam uang sebesar 150 ribu rupiah, dan dia terkejut saat Kholis bilang bukan 150 ribu, tapi 150 juta. Rasa putus asapun menghinggapi hati Kholis, tapi Kholis tetap yakin bahwa Allah akan menolong. Sholat malampun semakin rutin Kholis laksanakan, semua ia serahkan pada Allah SWT dengan tetap melakukan ihktiar semampunya.

Singkat cerita, tiba saatnya Kholis mendatangi salah satu orang yang ada di daftar yang mungkin bisa memberikan pinjaman. Setelah Kholis tiba dirumahnya dan  menyatakan maksud dan tujuan datang ke rumah tersebut. Orang itupun menjawab bahwa dia tidak punya uang cash  sebesar itu.  Semakin bingunglah Kholis, karena orang ini yang sangat diharapkan bisa menjadi sarana Allah untuk membantu Kholis. Tapi setelah beberapa saat orang tersebut mengatakan bahwa dia tidak punya uang, orang tersebut berkata lagi bahwa dia tidak punya kalau uang cash, tapi kalau emas dia punya. Alhamdulillah, Kholis sangat bersyukur kepada Allah karena akhirnya ada kemudahan dalam kesulitan ini.

Kholispun menerima emas yang berupa batang tersebut sebagai pinjaman, tapi orang yang punya emas tersebut pun tidak memberikan penekanan agar Kholis  harus  mengembalikan pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu. Semua terserah Kholis kapanpun  mampu dan punya uang untuk mengembalikan pinjaman tersebut, yang punya emas tidak akan mempermasalahkan. Yang terpenting Kholis bisa membeli rumah dan menyelamatkan pada murid nya.

Setelah menerima emas tersebut Kholis segera menggadaikannya (saya lupa dimana Kholis menggadaikan emas tersebut). Dan Alhamdulillah dari gadai emas itu Kholis menerima uang sebesar Rp.150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah). Ini semua berkat pertolongan Allah yang memberikan kemudahan dan jalan bagi permasalahan yang Kholis hadapi. Dengan hati yang lega Kholispun pulang ke rumah dan mendatangi si punya rumah untuk memberikan kepastian bahwa Kholis akan membeli rumah tersebut. Setelah Kholis  tiba di tempat si punya rumah, Kholispun mengatakan bahwa dia akan membeli rumah tersebut dan memberikan uang muka sebagai kepastian, dan sisanya akan diberikan saat semua surat dengan atas nama Kholis sudah selesai.

Singkat cerita, akhirnya surat rumahpun selesai dan Kholis menjadi pemilik sah rumah tersebut. Diapun tidak lupa mengucapkan syukur kepada Allah, akhirnya setelah sekian lama tinggal di Jakarta Dia baru kali ini punya rumah. Dengan semangat Dia merapikan rumah tersebut dan setiap pulang kerja dia mengecat ulang tembok rumah tersebut bahkan sampai tengah malam.

Waktupun berlalu setelah Kholis menempati rumah tersebut sebagai pemilik yang sah. Beberapa  bulan kemudian (tepatnya saya juga lupa berapa bulan) terjadi peristiwa yang mungkin diluar perkiraan dan pemikiran Kholis. Ternyata di sekitar rumah tersebut ada kantor perusahaan air minum dalam kemasan yang merupakan salah satu perusahaan air minum terbesar di Indonesia. kebetulan kantor perusahaan tersebut kekurangan lahan untuk area parkir. Jadi mereka harus melakukan perluasan area parkir dan membeli tanah untuk keperluan tersebut. Sudah menjadi kehendak Allah, rumah yang sekarang menjadi milik Kholis merupakan salah satu area perluasan tersebut.

Setelah negosiasi perusahaan dengan Kholis dan warga lain yang rumahnya juga menjadi target dari perluasan tersebut, tercapai kesepakatan bahwa perusahaan akan membeli rumah Kholis dengan harga Rp. 700.000.000,-(tujuh ratus juta rupiah). Subhanallah, dari harga Rp.200.000.000,-  dia membeli rumah tersebut, sekarang rumah itu di beli oleh perusahaan air minum dalam kemasan dengan harga Rp.700.000.000,-. Alhamdulillah dari kejadian tersebut Kholis bisa  membayar hutang berupa emas, dan juga bisa membayar tanah yang Kholis gadai.

Sekarang Kholis telah membeli rumah lagi masih di daerah Tanah abang dan tetap mengajar ngaji. Bahkan muridnya sekarang bertambah banyak, dan rumah yang sekarang dia tempati mempunyai usaha laundry meneruskan usaha si pemilik rumah sebelumnya.

Semoga kisah tersebut bisa menjadi pelajaran dan inspirasi buat kita agar senantiasa menjalani kehidupan ini dengan penuh keikhlasan dan menyerahkan segala urusan kepada Allah dengan menjadikan Sholat dan sabar sebagai penolong.